Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Tumbuhan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Juli 2018

Mekanisme Gerak Tumbuhan Skototropisme

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

epipremnumgiganteumatthetopofarockyoutcroptiomanmalaysia Mekanisme Gerak Tumbuhan Skototropisme

Pandangan umum masyarakat mengenai gerak tumbuhan pasti selalu mengarah kepada sumber cahaya. Bukti yang sering diungkapkan contohnya bunga matahari. Gerak tumbuhan yang mengarah atau mendekati sumber cahaya dikenal dengan istilah fototropisme. Umumnya, tumbuhan bergerak mendekati arah cahaya, tetapi ada tumbuhan yang bergerak menjauhi cahaya. Hal ini terlihat diluar kebiasaan umum. 

Epipremnum giganteum adalah tumbuhan pemanjat dan berada di area kanopi pohon inangnya. Tumbuhan ini bergerak menjauhi cahaya, padahal cahaya dibutuhkan untuk fotosintesis. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana tumbuhan ini hidup? E. giganteum dewasa yang tumbuh di kanopi pohon berbuah dan buah ini jatuh ke permukaan tanah hutan. Buah ini mengandung biji yang berisi embrio E. giganteum . Biji berkecambah dan bergerak menjauhi cahaya dan mengarah pada bayangan pohon terdekat di sekitar kecambah. Kecambah ini tumbuh ke arah bayangan pohon dan mulai memanjat. E. giganteum bergerak, membengkok, dan tumbuh ke arah objek dengan kemampuan dark sensing.

Skototropisme adalah cara kecambah tanaman rambat yang tumbuh di tanah untuk menemukan tanaman inang. Presisi dan standar deviasi dari pertumbuhan tanaman rambat menurun seiring dengan pertambahan jarak tanaman inang. Semua kecambah tumbuh ke segala arah secara langsung mengarah ke tanaman inang. Pergerakan kecambah tidak selalu 180ยบ berlawanan dengan arah datangnya cahaya, tetapi tumbuhan rambat ini beradaptasi untuk mengarahkan pergerakannya secara langsung ke arah inang.

Skototropisme bukan berarti tanaman takut cahaya. E. giganteum pun tetap membutuhkan cahaya untuk fotosintesis, namun ketika dalam fase kecambah memiliki orientasi gerak yang berbeda. Tanaman ini akan berfotosintesis secara sempurna setelah membentuk daun dan menemukan inang. Pengetahuan terkait skototropisme masih sangat sedikit. Mekanisme gerak ini pun belum diketahui secara pasti, namun hal ini tetap terjadi pada tumbuhan bernama E. giganteum. Penelitian terkait simbiosis antara E. giganteum dengan pohon inang, bahkan pengetahuan terkait inang bagi tanaman pemanjat ini masih belum diketahui. Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi bidang ilmu lain seperti genetika untuk merekayasa gen dari tumbuhan ini, sehingga lebih bermanfaat.

Istilah yang digunakan untuk menyebutkan gerak menjauhi cahaya adalah skototropisme. Kata skoto berarti gelap dan digabungkan dengan kata tropism menjadi skototropisme. Istilah lain yang memiliki makna sama, yaitu negatif fototropisme atau apheliotropisme. Kemampuan tumbuhan pemanjat ini adalah cara untuk beradaptasi. Apabila kecambah E. giganteum  tidak mengikuti atau mencari bayangan inang maka kemungkinan spesies ini akan terseleksi. Kebutuhan terhadap inang terlihat jelas pada tumbuhan pemanjat, terutama E. giganteum.


Penulis: Indra Maulana

Referensi: Strong DRJ, Thomas SR. 1975. Host tree location behavior of a tropical vine (Monstera gigantea) by skototropism. Science. 190: 804-806.


Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Adaptasi Mangrove pada Asam Absisat dan Pengaruh Berbiji Vivipar

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.



Buah adalah bagian yang sering dikonsumsi masyarakat karena umumnya memiliki rasa manis dan asam. Buah-buahan menjadi salah satu produk yang bernilai ekonomi tinggi di dunia, semisal pisang, pepaya, dan buah lainnya. Dalam Biologi, buah adalah struktur yang dihasilkan sebagai perkembangan dari bunga setelah fertilisasi. Buah umumnya mengandung biji yang berisi embrio. Embrio ini yang akan menjadi penerus generasi suatu tumbuhan berbuah.

Biji akan berkecambah setelah masak dan umumnya jatuh ke tanah. Biji berkecambah membentuk radikula dan plumula. Hal seperti ini tidak berlaku untuk tumbuhan mangrove dari Rhizophora dan Ceriops (Robert et al. 2015). Embrio tumbuhan ini berkecambah pada pohon secara langsung dengan membentuk struktur seperti calon akar. Berbeda dengan tumbuhan secara umum, tumbuhan mangrove berbuah dan embrio-nya berkecambah ketika buah masih menempel pada pohon induk. Kejadian seperti ini umum bagi mangrove. Istilah yang digunakan untuk menyebut peristiwa ini adalah biji vivipar.

Buah yang di dalamnya berisi biji yang baru berkecambah

Semua mahluk hidup memiliki strategi untuk mempertahankan spesies-nya tetap hidup. Mangrove pun melakukan hal tersebut. Biji mangrove yang lahir (vivipar) merupakan cara tanaman mangrove untuk menyebar ke daerah sekelilingnya. Cara penyebaran seperti ini menyebabkan mangrove selalu berkumpul seperti membuat suatu koloni atau hutan mangrove. Selanjutnya, pertanyaan yang muncul adalah kenapa hal ini dapat terjadi?

Faktor utama penyebab biji mangrove berkecambah di pohon induk adalah kegiatan zat pengatur tumbuh berupa asam absisat. Asam absisat (ABA) diketahui menghambat perkecambahan biji. Hal ini berarti ABA memiliki aktivitas yang berlawanan dengan auksin dan giberelin. Pada tumbuhan secara umum, konsentrasi ABA tinggi pada bagian biji, sehingga embrio tidak akan berkecambah sebelum konsentrasi ABA rendah. Embrio akan tumbuh dan berkecambah ketika ada imbibisi dari air dan melarutkan ABA, sehingga giberelin diinduksi. Peristiwa yang berbeda dialami oleh mangrove. Biji mangrove memiliki ABA dalam konsentrasi yang rendah. Faktor ABA menentukan dormansi atau berkecambahnya suatu biji.



Biji mangrove berkecambah untuk menginisiasi pembentukan akar setelah menyentuh lumpur. Bagian struktur kecambah yang menyentuh lumpur akan memicu pembentukan akar lanjutan dan menegakkan batang. Hal yang perlu diketahui adalah tidak semua mangrove bersifat vivipar (Robert et al. 2015). Kondisi lingkungan memicu tumbuhan untuk beradaptasi. Mangrove berada di daerah payau dan dekat dengan laut. Arus laut yang bergerak ke daerah pantai juga memicu mangrove untuk dapat tumbuh tetap tegak. Hal ini dapat terlihat dari morfologi akar mangrove. Biji mangrove yang memiliki kandungan ABA rendah memungkinkan terbentuknya struktur calon organ tumbuhan. Hal ini juga menyebabkan tumbuhan anakan sudah mempersiapkan diri untuk hidup ketika induk sudah melepaskan tangkai buah. Aktivitas tanaman terbentuk karena adanya interaksi dengan lingkungan. Adaptasi yang tidak biasa merupakan cara untuk tetap hidup di lingkungan yang berbeda.

Penulis: Indra Maulana

Referensi: Robert EMR, Oste J, et al. 2015. Viviparous mangrove propagules of Ceriops tagal and Rhizophora mucronata, where both Rhizophoraceae show different dispersal and establishment strategies. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 468 (2015) 45–54.

Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Mengoptimalkan Pengalaman Anda saat Menonton Live Draw Sydney Melalui Aplikasi dan Situs Togel Terpercaya

  Mengoptimalkan Pengalaman Anda saat Menonton Live Draw Sydney Melalui Aplikasi dan Situs Togel Terpercaya Dalam era digital seperti sekara...